Translate

Selasa, 27 Mei 2014

Hujan Kepagian karya Nugroho Notosusanto

Hujan Kepagian berisi enam cerita pendek (cerpen). Cerpen-cerpen Nugroho Notosusanto ini merupakan kesaksian tentang revolusi kemerdekaan. Tidak banyak karya sastra yang menampilkan kisah-kisah di sekitar revolusi itu, yang dialami sendiri oleh pengarangnya. Hal itu membuat kumpulan cerpen ini sangat penting. Perang di sini tidak hanya dilihat dari sudut peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan tindakan serba heroik para pelakunya, tetapi juga dilihat dari isinya yang lebih manusiawi. Pengarangnya sendiri terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan itu sebagai anggota tentara pelajar. Hal yang perlu kita petik dan kita renungkan dari kumpulan cerpen ini adalah hendaklah kita berjuang dengan hati yang suci untuk mempertahankan kehidupan kita. Berikut sinopsis keenam cerpen karya Nugroho Notosusanto dalam buku Hujan Kepagian.

"Senyum" 
Cerpen ini mengenai ketetapan diri untuk maju ke medan pertempuran sekalipun orang tuanya lebih menyukai dia melanjutkan pelajaran karena umurnya masih 14 tahun. Selama ia berada di medan pertempuran, ia selalu ingat akan bangku sekolah. Ia juga terkenang kepada ayahnya yang ditinggalkan tanpa minta izin. Kemudian di bukit, ia bertemu dengan bocah kecil yang mengingatkannya pada adiknya yang telah bersekolah. Pengalaman selama revolusi saat menarik untuk dibaca. Hal ini ditunjukkan dengan si John, temannya, yang gugur dalam medan pertempuran dengan senyum di wajahnya. Padahal biasanya kebanyakan mayat para pejuang ditemukan dengan wajah menyeringai atau mata terbelalak karena kesakitan. Ini menunjukkan bahwa si John berjuang membela negara ini dengan hati yang suci.

"Konyol"
Cerpen ini menceritakan tentang takhayul yang baik, yaitu 'Untuk berjuang harus secara suci dan selama berjuang tidak boleh berbuat mesum, dan harus mampu menahan nafsu seksual. Barang siapa yang tidak suci perjuangannya, ia akan mati konyol.'

"Pembalasan Dendam"
Menceritakan sepasang anak kembar yang bernama Jon dan Con yang ikut berperang dengan sangat berani dan kompak. Namun, Jon gugur di medan perang. Atas gugurnya Jon, Con membalas dendam terhadap semua musuh, seperti si Belanda. Con tidak memberi ampun meskipun mereka telah berteriak-teriak minta ampun.

"Perawan di Garis Depan"
Merupakan cerpen yang sangat menarik karena seorang perawan ikut berjuang di medan perang. Si perawan atau si gadis itu berperangai seperti laki-laki, baik pakaiannya ataupun cara pandangnya. Semua laki-laki seperjuangannya saat segan kepadanya. Si perempuan ikut berjuang karena kesengsaraan hidup yang dialaminya. Kesengsaraan hidup yang dialami antara lain saudaranya meninggal karena perang, ibunya meninggal karena dibakar, dan diapun kehilangan kesuciannya. Oleh karena itu, setiap berperang dia selalu yang menjadi gadis paling berani.

"Bayi"
Cerpen ini sangat unik karena menunjukkan bahwa di saat perang dua orang yang bermusuhan bisa berdamai, bisa melakukan suatu kebaikan, dan sama-sama menyelamatkan seorang ibu yang melahirkan seorang bayi.

"Eksekusi"
Cerpen yang sangat sadis, di mana telah terjadi eksekusi terhadap seorang perampok/pembunuh bangsa sendiri. Mengapa perampok/pembunuh tersebut harus dieksekusi? Perampok/pembunuh itu dieksekusi karena dia merampok rakyak yang sudah menderita ditimpa perang. Perampok/pembunuh itu lalu ditangkap dan dieksekusi karena ulahnya yang meengganggu pertahanan tentara dalam berjuang melawan Belanda. Pengalaman-pengalaman selaam revolusi ini sangat menarik untuk dibaca. Pengarang memaparkannya dengan sederhana, tapi memikat.