Translate

Kamis, 30 April 2015

Jenis Tari Berdasarkan Koreografinya

Berdasarkan koreografinya, tari dibagi menjadi 3, yaitu tari tunggal, tari berpasangan dan tari berkelompok.
  • Tari Tunggal

Tari tunggal merupakan bentuk tarian yang ditarikan secara individu atau sendiri, baik laki-laki atau perempuan. Penari memiliki tanggung jawab pribadi untuk menghapal gerak dan formasi dari awal sampai akhir pementasan. Tari tunggal biasanya memiliki alur cerita atau penokohan dengan tema kepahlawanan atau percintaan.
  • Tari Berpasangan

Bentuk tari berpasangan atau berpasang-pasangan bisa dilakukan oleh laki-laki dengan perempuan, sesama laki-laki, atau sesama perempuan. Sang penari harus memperhatikan keselarasan geraknya dengan gerak pasangannya. Mereka harus saling mengisi dan melengkapi, juga melakukan respons dan kerja sama.
  • Tari Berkelompok

Tari berkelompok adalah bentuk tarian yang ditarikan oleh tiga orang atau lebih. Tari jenis ini memerlukan kerja sama yang lebih baik lagi. Keserempakan gerak dan permainan komposisi sangat menentukan. Untuk pergelaran drama tari atau sendra tari penari harus dapat diajak kerja kelompok berdasarkan alur cerita atau keterkaitan para pemeran tokohnya.

Sumber 

Selasa, 07 April 2015

Tradisi Lompat Batu di Nias

 
Tradisi Lompat Batu di Nias
 
Tradisi melompat batu atau yang biasa disebut oleh orang Nias sebagai fahombo batu adalah pada mulanya dilakukan oleh seorang pemuda Nias untuk menunjukan bahwa pemuda yang bersangkutan sudah dianggap dewasa dan matang secara fisik. Lebih jauh dari itu bila sang pemuda mampu melompati batu yang disusun hingga mencapai ketinggian 2 m dengan ketebalan 40 cm dengan sempurna maka itu artinya sang pemuda kelak akan menjadi pemuda pembela kampungnya samu’i mbanua atau la’imba hor, jika ada konflik dengan warga desa lain. 

Tapi satu hal yang perlu diketahui bahwa tradisi lompat batu ini tidak terdapat di semua wilayah Nias dan hanya terdapat pada kampung-kampung tertentu saja seperti di wilayah Teluk Dalam. Dan satu hal lagi, tradisi ini hanya boleh diikuti oleh kaum laki-laki saja, dan sama sekali tak memperbolehkan kaum perempuan untuk mencobanya mengingat lompat batu merupakan ajang ketangkasan yang nantinya bila berhasil melompat dengan sempurna yang bersangkutan akan didampuk menjadi pembela kampungnya ketika ada perselisihan dengan kampung lain.

Baca Lebih Lanjut 

Jumat, 03 April 2015

Cerita Fabel: Kura-Kura dan Burung Belibis

Kura-Kura dan Burung Belibis
diilhami fabel Jean de la Fontaine

Suatu hari ada seekor kura-kura yang mengeluh kepada sahabatnya, dua burung Belibis. Kura-kura merasa jenuh dengan tempat tinggalnya dan ingin sekali bisa pergi ke tempat yang jauh untuk mengembara seperti kedua sahabatnya. Kemudian kura-kura meminta kedua Belibis sahabat karibnya untuk menolongnya.
Kedua Belibis mempunyai rencana untuk membawa pergi kura-kura lewat jalan udara, yaitu dengan cara kedua Belibis mencengkeram sebuah dahan pohon di ujung kakinya, kemudian kura-kura akan mengigit erat-erat dahan tersebut. Sehingga kedua Belibis bisa mengangkut kura-kura.
Sebelum berangkat, kedua Belibis berpesan agar selama dalam perjalanan, kura-kura tidak boleh sekalipun melepaskan gigitannya pada dahan tersebut. Kemudian terbanglah kedua Belibis sambil mengangkut kura-kura yang menggigit erat-erat dahan pohon.
Di tengah perjalanan, orang-orang teramat heran sekali melihat pemandangan itu. Salah seorang berkata, "Ha..ha..lucunya. Lihatlah seekor kura-kura yang lamban bisa terbang lengkap dengan rumahnya. Sungguh lucu. Si ratu kura-kura itu."

Karena merasa diejek, kura-kura marah dan menyahut, "Memang aku ratu. Tutup saja moncongmu yang lancang itu!"
Tanpa sadar, karena berbicara mulut kura-kura terbuka, dan akhirnya kura-kura terlepas dari dahan pohon tersebut. Kura-kura terjatuh dari angkasa dan akhirnya menemui ajal.

Sumber 

Kamis, 02 April 2015

Cerita Fabel: Burung Merak dan Kupu-Kupu oleh Wawan P.

Burung Merak dan Kupu-Kupu
Wawan P.
Dahulu, di dalam hutan yang masih asli terdapatlah perkampungan binatang yang terdiri dari segala jenis binatang yang ada di hutan, yaitu Monyet, Kambing, Cicak, Kadal, Singa, Burung Merak, Ulat Bulu dan lain-lain.
Seperti biasanya, setiap pagi Burung Merak selalu berkaca dan memuji dirinya setelah selesai mandi.
“Siapa yang paling tampan di hutan ini? Siapa yang paling mempesona di hutan ini?” sambil bertanya dalam hati.
“Akulah yang paling tampan dan paling mempesona.” Jawabnya dengan bangga.
Selesai berdandan, jalan-jalanlah Burung Merak keliling kampung dan setiap bertemu dengan binatang dia selalu memamerkan keindahan bulunya dari binatang yang satu ke binatang lainnya.
Dan akhirnya bertemulah Burung Merak dengan segerombolan Ulat Bulu, kemudian dengan congkaknya dia berkata,
“Hei, Ulat Bulu jelek! Cepat-cepat kamu pergi jauh dari hadapanku. Kamu itu merusak pemandanganku!” ejek Burung Merak kepada Ulat Bulu. Sambil berjalan 'ngulet' dibiarkan saja Burung Merak menghinanya dan ini terjadi setiap kali bila Burung Merak bertemu dengan Ulat Bulu.
Seperti biasanya setiap pagi Burung Merak yang selalu memamerkan bulunya kepada semua binatang yang dia temui dan suatu ketika Burung Merak takjub melihat makhluk aneh yang baru dia lihat berada di dalam hutan.
Dan dia pun tanpa sungkan-sungkan memamerkan bulunya. Makhluk yang dianggap aneh oleh Burung Merak tersebut adalah seorang manusia yang sedang berburu. Melihat keindahan bulu Burung Merak, si pemburu takjub dan ditangkaplah si Burung Merak.
Tak jauh dari tempat kejadian, segerombolan Ulat Bulu melihat kejadian ini. Melihat kondisi burung merak yang tidak berdaya Ulat Bulu pun membantu Burung Merak untuk dibebaskan dan mereka pun menyerang si pemburu. Akibat serangan tersebut, si pemburu lari tunggang langgang tidak kuat terhadap gatal-gatal yang diterimanya dan Burung Merak pun bebas.
Semenjak kejadian itu Burung Merak pun telah berubah, tidak pernah lagi menyombongkan diri dan memamerkan keindahan bulunya ke semua binatang. Dia hanya memamerkan keindahan bulunya kepada makhluk sejenisnya saja dan pasangan ketika pada saat musim kawin.
Selang beberapa hari kemudian, setelah mengalami proses metamorphosis dari ulat bulu menjadi kepompong, akhirnya Ulat Bulu pun berubah menjadi seekor Kupu-Kupu yang cantik.