Catatan Milmil
L. Heni S.
L. Heni S.
Membayangkan harus pergi dengan Bibi Tantan, membuat Milmil mulas. Aduh, Bibi kalau berbicara panjang sekali.
"Kenapa harus Milmil, Bu?"
"Bibi yang minta," jawab ibu Milmil.
"Bibi malas pergi denganku. Kalau Bibi bicara satu kata, kubalas dua kata. Dua kalimat, kubalas tiga kalimat. Banyak bicara saja, Mil, supaya kamu tidak pusing mendengar omongan Bibi," saran Kak Bilbil.
Bibi Tantan hendak ke luar kota. Ia tidak suka berpergian sendiri. Salah satu keponakan selalu diajak.
"Siap, Milmil?" Bibi Tantang bertanya.
"Siap, Bi."
"Masukkan kopor ke bagasi. Tutup rapat. Jangan sampai jatuh di jalan. Repot kalau itu terjadi. Bibi mesti membelikan kamu pakaian baru. Bibi..." Nah, tuh, panjang lebar ucapan Bibi Tantan.
Kak Bilbil menahan tawa, sementara Milmil dengan sigap mengangkat kopor, memasukkannya ke bagasi. Sembil menata kopor, Milmil berpikir. Bukankan Bibi Tantan memang suka berbicara?
"Sudah, Milmil? Mari berangkat."
Milmil minta diri pada Ibu, lalu naik mobil. Kak Bilbil berdiri di balik jendela, melambai sambil menyeringai. Hm...
Sepanjang jalan, Bibi Tantan terus bicara. Tahu-tahu mereka sampai kota tujuan. Bibi Tantan mengajak singgah di rumah makan.
Milmil mencatat, ini salah satu kelebihan Bibi Tantan. Murah hati!
"Pelayan, maaf!" Bibi Tantan memanggil pelayan kembali. "Tambah satu es krim paling enak, ya."
"Bibi pesankan untukmu." Mata Bibi Tantan berbinar.
Ah, Milmil menambah di catatannya. Perhatian!
Perut kenyang, mereka menuju hotel. Bibi Tantan memesan kamar berisi dua tempat tidur.
"Bibi yang dekat pintu. Kalau ada tamu tak diundang masuk, biar dia berhadapan dengan Bibi." Bibi Tantan tertawa.
Tempat tidur Milmil dekat jendela. Dari situ, pemandangan kota sangat cantik. Catatan Milmil bertambah lagi. Suka mengalah! Bibi Tantan memberikan yang lebih baik pada keponakannya.
Keesokkan harinya, teman Bibi datang. Untuk itulah Bibi Tantan meluangkan waktu. Bertemu teman lama yang bertahun-tahun tak berjumpa. Bibi Tantan dan Bibi Gunggung berpelukan sambil menangis. Milmil hampir ikut menangis.
Aduh, Milmil sampai lupa beberapa banyak kebaikan Bibi Tantan yang dicatatnya. Yang pasti, setia!
Milmil bersyukur, tidak menuruti saran Kak Bilbi;. Tiap orang berbeda. Biarkan mereka menjadi diri sendiri.
***
sumber: Majalah Bobo edisi 41 tanggal 17 Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar